Kamis, 22 Januari 2009

Refleksi Artikel "Elegi Guru Menggapai Batas"

Saya sangat tertarik sekali dengan artikel elegi seorang guru menggapai batas. Awalnya saya merasa terkejut tentang semua ini. Saya sadar memang tanggung jawab seorang guru sangat besar, sehingga kita dapat melihat keterbatasan ilmu dan rasa tanggung jawab dalam menjalani hidup. Dari sini kita bisa instrokspeksi diri sebagai pendidik. Ketika kita berbicara tentang elegi seorang guru menggapai batas maka tidak terlepas dari diri kita, Sudah sampai pada batas mana kita berhasil mendidik peserta didik? Apa yang menjadi pandangan/tolak ukur kita kedepan dalam menghadapi bangsa yang akan semakin maju sampai ke tingkat internasional? Untuk mampu bersaing pada tingkat internasional apakah sudah cukup bekal yang kita miliki. Apakah mampu kita menghadapi semua itu tanpa berusaha merubah diri kita. Apakah hati kita tidak akan menilai diri kita ketika kita telah membaca blog ini. Jawaban dari semua itu hanyalah hati kita yang dapat menjawab dan seharusnya mulai sekarang kita instrokspeksi diri kita. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Dr.Marsigit, ini merupakan langkah awal saya dalam bercermin tentang apa yang telah saya miliki dan bagaimana saya mengeksploitasi semua itu dengan tidak memandang sebelah mata. Dalam upaya peningkatan mutu peserta didik, mulai sekarang saya harus mempelajari batas-batas pengetahuan yang saya miliki dan bagaimana saya meningkatkan batas-batas yang saya miliki tersebut. Setiap sesuatu yang saya kerjakan dan pekerjaan itu membuat saya ragu maka apakah itu tandanya sesuatu yang saya lakukan tidak dengan ketentuan hati dan apakah itu yang dinamakan bukan suatu keikhlasan bagi saya? Saya juga sangat merasa bahwa ilmu itu bukan didapat dari pengalaman saja, tetapi ilmu itu berada dimana-mana. Ketika kita memiliki wawasan yang luas apakah mungkin kita merasa bahwa kita sudah memiliki segala-galanya? Apakah dengan memiliki wawasan luas seseorang dapat berlaku bijak dalam segala sesuatu, saya sadar sesungguhnya didunia ini tidak ada yang sempurna. Sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT. Mulai sekarang kita bercermin tentang apa yang kita miliki dan apa yang kita kerjakan sesungguhnya semua itu dari keikhlasan hati. Kita berusaha untuk terus maju dan bisa berlaku bijak dengan segala yang kita perbuat. Dengan keterbatasan ilmu dan pemahaman yang saya miliki, tulisan ini saya cukupkan dan mohon maaf atas segalanya. Sekian dan terima kasih